Senin, 11 Maret 2013

Laporan Seni Tari




LAPORAN SENIBUDAYA
Disusun guna melengkapi tugas senibudaya












Disusun oleh
Kelompok 4 :
1.      Friza Puji Astuti                      (10)
2.      Muliyatul Rokhmah                (18)
3.      Novita Wulan Sari                  (20)
4.      Nugroho Adi Pranata              (21)
5.      Rendra Eka Saputra                (24)
6.      Rudi Hartanto                         (26)
7.      Shintia Anggraeni                   (29)





SMK NEGERI 1 BANYUDONO
Jln. Kuwiran No 03 Banyudono, Boyolali


DAFTAR ISI

A.    HALAMAN JUDUL................................................................................................ 1
B.     DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
C.     KATA PENGANTAR.............................................................................................. 3
D.    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. 4         
E.     BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 5
1.      LATAR BELAKANG.................................................................................. 5
2.      GERAK......................................................................................................... 5-7
3.      IRINGAN..................................................................................................... 7-8
4.      TATA BUSANA........................................................................................... 8-9
5.      TATA RIAS.................................................................................................. 9-10
6.      ACCESSORIES............................................................................................ 10
7.      PROPERTI.................................................................................................... 10
8.      POLA LANTAI............................................................................................ 10
9.      RUMUSAN MASALAH............................................................................. 10-17
10.  TUJUAN....................................................................................................... 17
11.  MANFAAT................................................................................................... 17
F.      BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 18
1.      DEFINISI TARI........................................................................................... 18
2.      GERAK......................................................................................................... 18-19
3.      IRINGAN..................................................................................................... 19-23
4.      TATA BUSANA........................................................................................... 23
5.      TATA RIAS.................................................................................................. 23
6.      ACCESSORIES............................................................................................ 24
7.      PROPERTI.................................................................................................... 24
8.      POLA LANTAI............................................................................................ 24-25
G.    BAB III PENUTUP.................................................................................................. 28
MOTTO......................................................................................................... 28
H.    DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 29







KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur alhamdulllah atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil senibudaya.
Penyusunan laporaan ini adalah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir semester tahun diklat 2012/2013. Laporan ini dapat dibuat dan di selesaikan dengan adanya bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu kani mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu latihan dan laporan ini sehingga dapat terlaksana dengan baik.
Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekeliruan dan kekurangan.Untuk itu mohon kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan laporan di kemudianhari.


































HALAMAN PENGESAHAN

      Didalam sebuah laporan perlu diadakan pengesahan, didalam laporan kami yang berisi tentang LAPORAN SENI BUDAYA ini telah selesai kami susun.Dan dengan ditandatanganinya laporan ini berarti laporan ini telah sah.








Banyudono,   November 2012

Mengesahkan






Drs. Bambang Sri Harno

Nip.





















BAB 1
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang

Ruang lingkup isi pembelajaran senitari mencangkup apresiasi karya senitari dan mengekspresikan diri melalui karya seni tari. Oleh karena itu wawasan umum yang luas tentang tari dan bagaimana mengembangkan materi ajar tari, akan membantu guru dalam melaksanakan pencapaian kompetensi dasar senisiswa.
Untuk cakupan apresiasi guru perlu memahami bagaimana  mengembangkan kegiatan apresiasi siswa, antara lain membahas tari, jenisnya, serta hal hal yang menyangkut analisa keindahan dan keunikan tari. Tahapan apresiasi juga diperlukan untuk membimbing siswa melakukan kegiatan apresiasi. Cakupan berkarya seni memberikan rang­sangan guru SMK untuk melakukan kegiatan produksi seni. Keterampilan melakukan gerak diperoleh sendiri berdasarkan pengamatan alam lingkungan, maupun mengeksplorasi tari yang telah eksis baik di daerah setempat, nusantara, maupun mancanegara. Di sini guru harus aktif sendiri dan mempunyai kreativitas yang cukup tinggi. Setelah jadi tarian, selanjutnya perlu diperagakan dirancang untuk disajikan dalam sebuah pagelaran.

Setelah mempelajari bab SENI TARI, anda diharapkan dapat:
1.  mengembangkan bahan ajar apresiasi dan berkarya  seni di SMK
2.   menjelaskan prosedur apresiasi  dan berkarya seni
3. melakukan  kegiatan apresiasi dan berkarya seni sesuai dengan karakteristik siswa SMK
4.  merancang peragaan tari atau pagelaran tari

2.      Unsur – unsur Seni Tari

1)      Gerak
Gerak merupakan unsur seni tari dan drama yang penting.Terutama seni tari, gerak benar-benar merupakan unsur yang utama.Gerak manusia yang disusun merupakan motif-motif yang indah, sedangkan motif itu merupakan gerak peniruan pada gerak-gerak alam, atau merupakan stilasi dari gerak sehari-hari.Pada gerak peniruan alam, misalnya peniruan tingkah laku binatang seperti gerak burung, kijang, kuda dan sebagainya.Gerak peniruan gejala alam, misalnya gerak angin, ombak dan sebagainya.Dapat pula berupa peniruan gerak tanaman tertiun angin.Sedangkan gerak peniruan misalnya gerak orang sedang membatik, mengetam padi, menjala ikan dan sebagainya.Atau dapat pula berupa peniruan gerak manusia itu sendiri, misalnya berjalan, melihat sesuatu, berhias dan sebagainya.
Gerak manusia dibedakan atas gerak wanita dan gerak pria.Pada gerak wanita, tampak lebih lembut dari gerak pria.Sedangkan gerak pria dibedakan antara gerak pria yang halus dan gerak pria yang kasar. Beda antara keduanya sudah jelas dari namanya, yang satu lebih lembut daripada yang lain.
Bentuk-bentuk gerak disesuaikan dengan perwatakan tokohnya.Tokoh yang berwatak kasar, jahat atau angkara murka digambarkan dengan gerak yang kasar.Demikian pula tokoh yang gagah digambarkan dengan gerak yang kasar tetapi berwibawa. Sebaliknya tokoh yang berwatak jujur, halus serta gemar akan kebenaran dan kebaikan digambarkan dengan gerak halus.
Kecuali dapat menggambarkan watak dari tokoh-tokohnya, gerak juga merupakan sarana untuk berekspresi.Jadi gerak dapat merupakan perlambang dari maksud-maksud tertentu. Misalnya dalam sendratari yang tanpa dialog semua maksud atau ekspresi digambarkan dalam bentuk gerak dan ekspresi muka atau mimik. Untuk menggambarkan tokoh yang ingin agar rekannya pergi, dapat digambarkan dengan gerak-gerak lengan dan sebagainya.
Dalam seni suara atau musik, gerak tampak dalam kekuatan suara-suara nada.Nada dapat disuarakan dengan kuat dan dapat disuarakan pula dengan lemah.Kuat dan lemahnya nada inilah yang menjadikan sebuah gerak dalam musik.
Gerak dalam musik disebut “dinamik”.Dinamik dapat menggambarkan semangat yang dikehendaki dalam sebuah lagu. Lagu yang bersemangat, misalnya lagu perjuangan akan lebih terasa apabila disuarakan dengan keras dan tegas.
Menurut aktifitasnya gerak dapat di bagi menjadi dua macam,yaitu :
·   Gerak setempat adalah gerak yang dilakukan tanpa berpindah tempat
·   Gerak berpindah tempat adalah gerak yang dilakukan dengan berpindah tempat dapat dilakukan dengan gerak bergeser, melangkah, meluncur dan melompat.
Menurut bentuknya,gerak dapat dibagi menjadi tiga macam,yaitu :
·   Gerak Realistik / Gerak Wantah adalah gerak yang dilakukan oleh sesorang sesuai dengan apa yang dilihatnya.
·   Gerak Stilir adalah gerak yang sudah digubah,gerak tidak wantah dengan cara diperhalus.
·   Gerak Simbolik adalah gerak yang hanya sebagai simbol,gerak tidak wantah yang sudah di stilir.
Menurut sifatnya gerak dapat dapat di bagi menjadi empat,yaitu :
·   Gerak Lemah adalah gerak yang dilakukan dengan tidak menggunakan kekuatan otot.
·   Gerak tegang adalah gerak yang dilakukan dengan menggunakan otot-otot atau kekuatan.
·   Gerak lembut adalah gerak yang dilakukan oleh sesorang yang gerak-gerakannya mengalir.
·   Gerak kasar adalah gerak-gerak yang dilakukan oleh sesorang dengan menggunakan otot-otot yang kuat.seperti hentakan-hentakan kakiyang dilakukan dengan kecepatan tinggi.
Dari hasil pengolahan gerak yang telah mengalami stilasi dan distorsi lahirlah dua jenis gerak tari yaitu, gerak murni (pure movement) dan gerak maknawi.
·   Gerak murni : dalam pengolahannya tidak mempertimbangkan suatu
pengertian tertentu, yang dipentingkan factor keindahan gerak saja.
·   Gerak maknawi : dalam pengolahannya mengandung suatu pengertian atau maksud tertentu, disamping keindahannya. Gerak maknawi di sebut juga gerak Gesture, bersifat menirukan ( imitative dan mimitif ).
a. Imitatif adalah gerak peniruan dari binatang dan alam.
b. Mimitif adalah gerak peniruan dari gerak-gerik manusia.

2)      Ritme/iringan
             Di atas telah disebutkan bahwa tari adalah suatu gerak ritmis.Untuk memperkuat dan memperjelas gerak ritmis dari suatu bentuk tarian dapat dilaksanakan dengan iringan.Iringan tersebut pada umumnya berupa suara atau bunyi-bunyian.Sumber bunyi sebagai iringan tari yang pertama adalah suara manusia sendiri.
             Bangsa-bangsa primitif menari-nari dengan teriakan-teriakan sebagai musik pengiringnya.Anak kecil menari-nari dengan teriakan iringan nyanyian suara ibu atau inang pengasuhnya.Selanjutnya pada tingkat berikutnya demi keserempakan gerak mereka menari-nari dengan tepuk tangan sebagai pengiringnya.Hal ini ada kalanya disamping dengan nyanyian ada juga dengan tepuk tangan.Tarian Seudati dari Aceh merupakan tarian pria yang ditarikan secara massal dikuatkan dengan suatu tepukan tangan pada perut.
             Bangsa Indian di pedalaman Amerika ataupun bangsa Pigmi di pedalaman benua Afrika menari-nari dengan menghentakkan kaki ke tanah.Suara yang ditimbulkan karena hentakan kaki itulah yang dipergunakan sebagai iringannya. Setelah mereka mengenal senjata atau tongkat, maka suara hentakan kaki tadi diganti dengan suara yang ditimbulkan dari hentakan tongkat pada tanah, ataupun suara lain yang ditimbulkan jarena pukulan tongkat dengan tongkat lain.
             Selama orang laki-laki menari-nari, maka keluarga mereka melingkari sambil menyanyi ataupun bertepuk tangan membantu menguatkan suara si penari. Ada kalanya para istri mereka dan anak-anaknya memukul-mukul dahan pohon yang telah tumbang sebagai alat bunyi-bunyian yang dia mainkan dengan cara dipukul-pukul, seperti sekarang dapat kita lihat sebagai kentongan ataupun lesung alat penumbuk padi.
             Di Jawa Tengah sampai saat ini ada suatu pertunjukan yang disebut Ketoprak lesung, dan lesung tadi dipergunakan sebagai alat bunyi-bunyian pengiringnya. Disamping alat musik pukul, dalam perkembangannya juga dikenal alat musik tiu seperti seruling. Tari-tarian yang diiringi dengan seruling sampai saat ini masih banyak terdapat di pulau Bali.Bunyi-bunyian dapat pula berbentuk alat petik seperti kecapi Sunda atau siter dan clempung di Jawa Tengah. Alat bunyi lainnya ada yang cara membunyikannya dengan ditepuk baik sebelah sisi atas Tata
3)      Rias
Tata Rias wajah merupakan suatu kegiatan untuk merubah penampilan atau mempercantik wajah yang pada umunya dilakukan oleh wanita walaupun sebenarnya dipakai di dunia modeling,fotograpy dan untuk kepentingan dunia entertainment.Ada beberapa jenis tat arias wajah denagn berbagai macam fungsi dan situasi yang bisa kita pakai tergantung dari kebutuhan tiap pribadi dan tempat sebagai berikut:
a)      Tata rias wajah sehari-hari (Daily Make Up) tat arias ini biasanya dipakai untuk kepentingan sehari-hari,dengan kebutuhan untuk berangkat kerja ,kuiah ataupun untuk sekedar jalan-jalan
b)      Tata rias wajah sore dan malam hari atau biasanya kita kenal dengan Evening Make Up jenis tat arias ini biasanya dipakai dala situasi pada sore atau malam hari dengan kombinasi dan perpaduan warna yang lebih jelas
c)      Tata rias wajah korektif(Make Up Corectifi)
Tata rias wajah ini lebih cenderung pada kebutuhan untuk memperbaiki atau menkoreksi beberapa bagian wajah yang kurang proportional dengan caramenyamarkan bagian yang kurang dan menonjolkan setiap kelebihan dengan cara bermain warna yang terang dan gelap.

  Fungsi Tata Rias :
a)      Mengubah wajah manusia yang wajar menjadi wajah lain sesuai karakter
b)      Mengatasi efek cahaya yang kuat
c)      Menguatkan karakter yang terjalin dalam cerita
aupun kedua sisinya,

4)      Tata Busana
            Pengertian tata busana berasal dari kata “Busana’’ di ambil dari bahasa sansekerta “bhusana”.Namun dalam bahasa Indonesia terjadi pergeseran arti “busana” menjadi “padanan pakaian”.Meskipun demikian pengertian busana dan pakaian merupakan dua hal yang berbeda.Busana merupakan segala sesuatu yang kita pakai mulai dari ujung rambut sampai keujung kaki.Busana ini mencakup busana pokok,pelengkap(milineris dan accesoris) dan tata riasnya.Sedangkan pakaian merupakan bagian dari busana yang tergolong busana pokok.Jadi pakaian merupakan busana pokok yang di gunakan untuk menutupi bagian-bagian tubuh.
            Busana yang dipakai dapat mencerminkan kepribadian dan status social si pemakai.Selain itu busana juga dapat menyampaikan pesan atau image kepada orang yang melihat.Untuk itu dalam busana banyak hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan sehingga diperoleh busana serasi,indah dan menari
      Ilmu tata busana adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara memilih,mengatur dan memperbaiki,dalam hal ini adalah busanasehingga dipeoleh busana yang lebih serasi dan indah.
Fungsi Tata busana tari yaitu:
a)      Sebagai alat untuk melindungi tubuh
b)      Sebagai alat untuk mencitrakan kesopanan
c)      Sebagai alat untuk memenuhi hasrat manusia akan keindahan
 Macam-macam tata busana dan letak pemakainnya dalm tari jawa :

No
Macam Busana
Letak Pemakaiannya
1
irah-irahan/jamang
Di kepala
2
Sumping
Ditelinga kanan kiri
3
Kantong Gelang
Dileher belakang
4
Plim
Dibahu kanan kiri
5
alung Kaca
Dileher-dada
6
Kalung susun
Dileher-dada
7
Kalung ulur
Dileher –dada
8
Endong Panah
Melintang dipunggung
9
Srempang
Melintang di dada
10
Prabo/badong
Punggung
11
Klat bahu
Lengan atas kanan kiri
12
Poles
Pergelangan tangan kanan kiri
13
Mekak/Angkih
Melingkar di dada
14
Ilat-ilatan
Dada depan membujur
15
Baju Rompi
Melingkar di dada
16
Sabuk
Melingkar diperut

5)      Accesoris
Accesoris Tari Adalah perlengkapan busana tari itu berupa perhiasan
Contoh:
a)      Giwang
b)      Kalung
c)      Cincin
d)     Gelang
e)      Cunduk Mentul
f)       Cunduk Jungkat
g)      Tusuk Gelang
h)      Penetep
Fungsi asssesoris tari adalah:
a)      Menambah kecantikan si pemakai
b)      Member keindahan serta keserasian

6).  Properti
      Yang dimaksud dengan perlengkapan tari adalah perlengkapan yang tidak termasuk kostum, tidak termasuk pula perlengkapan panggung, tetapi merupakan perlengkapan penari. Misalnya kipas, pedang, tombak, panah. Cobalah identifikasi yang lainnya.  Property seolah-olah menjadi satu dengan badan penari, maka penggunaannya harus diperhatikan. Di samping itu agar perlengkapan tersebut dapat memberikan kesan yang menguntungkan pada suatu adegan, maka sering ukurannya dibuat lebih besar dari yang sesungguh­nya.



7).  Pola Lantai
Pola lantai merupakan pola atau denah yang dilakukan seorang penari dengan perpindahan, pergerakan, dan pergeseran posisi dalam sebuah ruang.Pola lantai tari tunggal nusantara secara umum dapat berupa garis lurus dan garis lengkung. Berikut ini kami akan membahas bentuk-bentuk pola lantai dari garis lengkung dan garis lurus disertai pergeseran dan perpindahan posisi.



RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud definisi seni tari ?
2.      Apa sajakah unsure-unsur dalam seni tari ?


TUJUAN
1.      Siswa dapat kreatifitas dalam Seni Budaya dalam Seni Tari
2.      Siswa biar  mempunyai rasa cinta terhadap Seni Budaya khususnya Seni Tari

MANFAAT
1.      Supaya siswa lebih berkreativitas dalam Seni Budaya khususnya Seni Tari
2.      Supaya siswa lebih mempunyai rasa cinta terhadap Seni Budaya khususnya Seni Tari
















BAB II
PEMBAHASAN

1.      Definis Seni Tari Tradisional
Pengertian Tari Jaipong
Jaipongan adalah sebuah genre seni tari yang lahir dari kreativitas seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira.Perhatiannya pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari beberapa kesenian di atas cukup memiliki inspirasi untuk mengembangkan tari atau kesenian yang kini dikenal dengan nama Jaipongan. Sebagai tarian pergaulan, tari Jaipong berhasil dikembangkan oleh Seniman Sunda menjadi tarian yang memasyarakat dan sangat digemari oleh masyarakat Jawa Barat (khususnya).Bahkan populer sampai di luar Jawa Barat.Menyebut Jaipongan sesungguhnya tak hanya akan mengingatkan orang pada sejenis tari tradisi Sunda yang atraktif dengan gerak yang dinamis. Tangan, bahu, dan pinggul selalu menjadi bagian dominan dalam pola gerak yang lincah, diiringi oleh pukulan kendang. Terutama pada penari perempuan, seluruhnya itu selalu dibarengi dengan senyum manis dan kerlingan mata. Inilah sejenis tarian pergaulan dalam tradisi tari Sunda yang muncul pada akhir tahun 1970-an yang sampai hari ini popularitasnya masih hidup di tengah masyarakat.
Sejarah perkembangan Tari Jaipong
Sebelum bentuk seni pertunjukan ini muncul, ada beberapa pengaruh yang melatar belakangi bentuk tari pergaulan ini.Di Jawa Barat misalnya, tari pergaulan merupakan pengaruh dari Ball Room, yang biasanya dalam pertunjukan tari-tari pergaulan tak lepas dari keberadaan ronggeng dan pamogoran. Ronggeng dalam tari pergaulan tidak lagi berfungsi untuk kegiatan upacara, tetapi untuk hiburan atau cara gaul. Keberadaan ronggeng dalam seni pertunjukan memiliki daya tarik yang mengundang simpati kaum pamogoran.Misalnya pada tari Ketuk Tilu yang begitu dikenal oleh masyarakat Sunda, diperkirakan kesenian ini populer sekitar tahun 1916.Sebagai seni pertunjukan rakyat, kesenian ini hanya didukung oleh unsur-unsur sederhana, seperti waditra yang meliputi rebab, kendang, dua buah kulanter, tiga buah ketuk, dan gong.
Demikian pula dengan gerak-gerak tarinya yang tidak memiliki pola gerak yang baku, kostum penari yang sederhana sebagai cerminan kerakyatan.Seiring dengan memudarnya jenis kesenian di atas, mantan pamogoran (penonton yang berperan aktif dalam seni pertunjukan Ketuk Tilu/Doger/Tayub) beralih perhatiannya pada seni pertunjukan Kliningan, yang di daerah Pantai Utara Jawa Barat (Karawang, Bekasi, Purwakarta, Indramayu, dan Subang) dikenal dengan sebutan Kliningan Bajidoran yang pola tarinya maupun peristiwa pertunjukannya mempunyai kemiripan dengan kesenian sebelumnya (Ketuk Tilu/Doger/Tayub). Dalam pada itu, eksistensi tari-tarian dalam Topeng Banjet cukup digemari, khususnya di Karawang, di mana beberapa pola gerak Bajidoran diambil dari tarian dalam Topeng Banjet ini.Secara koreografis tarian itu masih menampakan pola-pola tradisi (Ketuk Tilu) yang mengandung unsur gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid yang pada gilirannya menjadi dasar penciptaan tari Jaipongan.Beberapa gerak-gerak dasar tari Jaipongan selain dari Ketuk Tilu, Ibing Bajidor serta Topeng Banjet adalah Tayuban dan Pencak Silat.
Kemunculan tarian karya Gugum Gumbira pada awalnya disebut Ketuk Tilu perkembangan, yang memang karena dasar tarian itu merupakan pengembangan dari Ketuk Tilu.Jaipongan merupakan karya utama Gugum Gumbira.
Ciri – Ciri Tari Jaipong
Ciri khas Jaipongan gaya kaleran, yakni keceriaan, erotis, humoris, semangat, spontanitas, dan kesederhanaan (alami, apa adanya). Hal itu tercermin dalam pola penyajian tari pada pertunjukannya, ada yang diberi pola (Ibing Pola) seperti pada seni Jaipongan yang ada di Bandung, juga ada pula tarian yang tidak dipola (Ibing Saka), misalnya pada seni Jaipongan Subang dan Karawang. Istilah ini dapat kita temui pada Jaipongan gaya kaleran, terutama di daerah Subang. Dalam penyajiannya, Jaipongan gaya kaleran ini, sebagai berikut:
1) Tatalu;
2) Kembang Gadung;
3) Buah Kawung Gopar;
4) Tari Pembukaan (Ibing Pola), yang biasanya dibawakan oleh penari tunggal atau Sinden Tatandakan (serang sinden tapi tidak bisa nyanyi melainkan menarikan lagu sinden/juru kawih)
; 5) Jeblokan dan Jabanan, merupakan bagian pertunjukan ketika para penonton (bajidor) sawer uang (jabanan) sambil salam tempel. Istilah jeblokan diartikan sebagai pasangan yang menetap antara sinden dan penonton (bajidor).
Perkembangan Tari Jaipong
Karya Jaipongan pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah tari "Daun Pulus Keser Bojong" dan "Rendeng Bojong" yang keduanya merupakan jenis tari putri dan tari berpasangan (putra dan putri). Dari tarian itu muncul beberapa nama penari Jaipongan yang handal seperti Tati Saleh, Yeti Mamat, Eli Somali, dan Pepen Dedi Kurniadi. Awal kemunculan tarian tersebut sempat menjadi perbincangan, yang isu sentralnya adalah gerakan yang erotis dan vulgar. Namun dari ekspos beberapa media cetak, nama Gugum Gumbira mulai dikenal masyarakat, apalagi setelah tari Jaipongan pada tahun 1980 dipentaskan di TVRI stasiun pusat Jakarta. Dampak dari kepopuleran tersebut lebih meningkatkan frekuensi pertunjukan, baik di media televisi, hajatan maupun perayaan-perayaan yang diselenggarakan oleh pihak swasta dan pemerintah.

Kehadiran Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para penggiat seni tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang perhatian. Dengan munculnya tari Jaipongan, dimanfaatkan oleh para penggiat seni tari untuk menyelenggarakan kursus-kursus tari Jaipongan, dimanfaatkan pula oleh pengusaha pub-pub malam sebagai pemikat tamu undangan, dimana perkembangan lebih lanjut peluang usaha semacam ini dibentuk oleh para penggiat tari sebagai usaha pemberdayaan ekonomi dengan nama Sanggar Tari atau grup-grup di beberapa daerah wilayah Jawa Barat, misalnya di Subang dengan Jaipongan gaya "kaleran" (utara).

Perkembangan selanjutnya tari Jaipongan terjadi pada taahun 1980-1990-an, di mana Gugum Gumbira menciptakan tari lainnya seperti Toka-toka, Setra Sari, Sonteng,
Pencug, Kuntul Mangut, Iring-iring Daun Puring, Rawayan dan tari Kawung Anten. Dari tarian-tarian tersebut muncul beberapa penari Jaipongan yang handal antara lain Iceu Effendi, Yumiati Mandiri, Miming Mintarsih, Nani, Erna, Mira Tejaningrum, Ine Dinar, Ega, Nuni, Cepy, Agah, Aa Suryabrata dan Asep.
Dewasa ini tari Jaipongan boleh disebut sebagai salah satu identitas keseniaan Jawa Barat, hal ini nampak pada beberapa acara-acara penting yang berkenaan dengan tamu dari negara asing yang datang ke Jawa Barat, maka disambut dengan pertunjukan tari Jaipongan. Demikian pula dengan misi-misi kesenian kemancanegara senantiasa dilengkapi dengan tari Jaipongan.Tari Jaipongan banyak mempengaruhi kesenian-kesenian lain yang ada di masyarakat Jawa Barat, baik pada seni pertunjukan wayang, degung, genjring/terbangan, kacapi jaipong, dan hampir semua pertunjukan rakyat maupun pada musik dangdut modern yang dikolaborasikan dengan Jaipong.


Penari jaipongan terdiri dari Tunggal, rampak / kolosal
a. rampak sejenis
b. Rampak berpasangan
c. Tunggal laki-laki dan tunggal perempuan
d. Berpasangan laki- laki / perempuan
Karawitan jaipongan terdiri dari karawitan sederhana yang biasa digunakan pertunjukan ketuk tilu yaitu
  1. kendang
  2. ketuk
  3. rebab
  4. goong
  5. kecrek
  6. sinden
Untuk karawitan lengkap memakai gamelan yang biasa dipakai pada karawitan wayang golek seperti
  1. kendang
  2. sarin I, II
  3. bonang
  4. rincik
  5. demung
  6. rebab
  7. kecrek
  8. sinden
  9. goong
  10. juru alok
tata busana tari jaipongan untuk kreasi baru biasanya berbeda dengan busana ketuk tilu untuk yang kreasi  biasanya lebih glamor dengan tetap memakai pola tradisionalseperti sinjang / celana panjang , kebaya / apok yang busananya lebih banyak ornamen sehingga terlihat megah tetapi lebih bebas bergerak . Seiring dengan perkembangan jaman dan tarian tersebut tari jaipongan banyak ditampilkan pada arena terbuka secara kolosal juga tampil di Hotel  berbintang dan penyambutan tamu- tamu asing dari berbagai belahan dunia.


     





























BAB III
PENUTUP

MOTTO
·         Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatanmu itu bagimu sendiri (Q.S Al ISRA’7)
·         Bermimpilah setinggi langit karena seandainya terjatuh maka akan jatuh di antara bintang-bintang
·         Belajar tanpa berfikir adalah tidak ada gunanya, sedangkan berfikir tanpa belajar sangat berbahaya
·         Bukan kurangnya pengetahuan yang menghalangi penghasilan tetapi kurang cukupnya suatu tindakan
·         Apabila dalam diri seseorang masih ada malu dan takut untuk berbuat kebaiakan, maka jaminan orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkahpun (BUNG KARNO)




















DAFTAR PUSTAKA

fcomp2010.blogspot.com/2011/03/makalah-sejarah-seni-tari.html
mengerjakantugas.blogspot.com/2009/.../pengertian-tari-seni-tari.htm..
afand.abatasa.com/post/detail/5341/pengertian-tari-seni-tari
carapedia.com/pengertian_definisi_tarian_info2185.html
id.answers.yahoo.com › Semua KategoriSeni & InsaniSeni Tari
restyamelia.blogspot.com/2012/03/definisi-seni-tari.html
materisenibudayablog.blogspot.com/
id.shvoong.com › Seni & Humaniora
zulfikart.blogspot.com/2011/10/unsur-unsur-tari.html
st-kembangsore.blogspot.com/.../pendidikan-seni-tari-unsur-unsur-se.
materisenibudayablog.blogspot.com/.../unsur-dasar-dan-komposisi-ta...
heroesoesanto.blogspot.com/2011/02/unsur-unsur-seni.html
id.answers.yahoo.com › Semua KategoriSeni & InsaniSeni Tari
materisenibudayablog.blogspot.com/
st-kembangsore.blogspot.com/.../pendidikan-seni-tari-unsur-unsur-se


Tidak ada komentar:

Posting Komentar